Hair extension merupakan teknik menyambung rambut yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Popularitasnya melejit sejak beberapa tahun lalu di kalangan wanita yang ingin memanjangkan rambut dalam sekejap.
Rambut palsu adalah rambut yang terbuat dari bulu kuda, rambut manusia, wol, bulu, rambut yak, rambut kerbau atau bahan sintetis lainnya.
IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-250 : HUKUM MENYAMBUNG BULU MATA DENGAN KAEDAH EYELASH EXTENSION
Adapun menyambung rambut menurut uraian Imam al-Nawawi:
- Apabila perempuan menyambung rambutnya dengan rambut manusia maka hal itu jelas haram; baik disambungkan rambut dari lelaki maupun perempuan, rambut mahramnya dan rambut suaminya maupun rambut yang selain dari keduanya, tanpa diperselisihkan lagi kerana terangkum dalam keumuman dalil-dalil; dan kerana keharaman mengambil manfaat daripada rambut anak Adam dan sekalian bagian badannya.
- Namun apabila seorang perempuan menyambung rambutnya dengan rambut yang berasal dari hewan najis, bulu/rambut bangkai maka hukumnya haram juga , kerana dia secara sengaja membawa najis ke dalam solatnya dan yang juga diluar solat.
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
Maksudnya: “Allah melaknat al-washilah (orang yang menyambung rambut) dan al-mustaushilah (orang yang minta disambungkan rambutnya
(Riwayat Muslim (5687
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
Maksudnya: Allah melaknat orang yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan rambutnya.
(Riwayat al-Bukhari (5934
Untuk lebih jelasnya setiap mashab ada persamaan dan perbedaan pendapat untuk hukum hair extension ini yaitu
Rambut asli (human hair)
Dilarang : Mazhab Maliki, Syaifii, Hanafi dan Hambali
Rambut binatang :
Dilarang : Mazhab Maliki, Hambali, Hanafi, salah satu riwayat Syafii dan Zhahiri
Rambut tiruan (hair synthetic)
Boleh : Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
Haram : Said bin Jabir
Peggunaan rambut tiruan ini juga dengan syarat rambut yang digunakan terbuat dari benang dan tidak menyerupai rambut ataupun tidak mempunyai warna seperti rambut manusia.
Namun diperbolehkan di salah satu riwayat Mazhab Syafii jika berasal dari hewan halal dan diizinkan oleh suami atau dalam kondisi tertentu seperti sakit atau cacat dengan syarat syarat tertentu.
Rambut synthetic diperbolehkan asalkan niat menggunakan rambut palsu tersebut bukan untuk mempercantik diri tapi ada tujuan mendesak, seperti dalam kondisi sakit selepas kemoterapi rambut rontok.
Namun sebaiknya baiknya muslimah adalah menutup aurat dan tidak menggunakan rambut palsu.